Monday, January 10, 2011

fiksi - "suamiku dan pacarnya"

Setiap pagi datang, Rani selalu terbangun dari tidurnya disamping suaminya. Ia selalu bangun lebih dulu dari suaminya. Ia bangun lalu masak untuk sarapan, dan membangunkan suaminya untuk segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi.

Mereka biasa sarapan bersama. Meja makan memang benar-benar benda yang sangat mengerti mereka. Dan sarapan adalah momen yang sangat berharga bagi mereka. Di atas meja makan itu, semua obrolan terjadi. Semua tentang kehidupan Rani dan semua kehidupan suaminya. Tidak peduli apakah cerita itu benar atau tidak. Yang penting bagi Rani adalah dia bisa bersama suaminya tiap pagi.

***

Seperti biasa, setiap siang Roni menunggu kekasihya datang di depan pintu. Roni selalu merasa senang setiap siang datang. Karena itu artinya, dia bisa memiliki waktu bersama sang kekasih. Roni memang tidak pernah meminta barang apapun dengan pacarnya itu. Yang ia butuhkan adalah waktu. Ya, waktu berdua dengan kekasihnya.

Siang itu kekasih Roni datang, dan secara tiba-tiba dia mengajak Roni untuk makan siang di luar. Roni kaget, Roni teramat senang, bahkan Roni tidak percaya. Tidak biasanya pacarnya yang mengajak. Kekasihnya itu memang lebih suka menghabiskan waktu di rumah. “lebih asik, sepi” katanya.

***

Pagi itu, Rani bangun tanpa suaminya. Ia bingung. Ia resah. Ia khawatir. Ia gelisah. Dan ia tetap tidak tahu apa yang harus diperbuat. Namun Rani adalah jiwa yang sabar. Ia tetap menunggu suaminya datang sampai malam, tanpa melakukan apa pun. Hingga malam tiba, ia mengambil telepon genggamnya.

Di siang hari, Roni seperti biasa menunggu kedatangan kekasihnya di depan pintu. Pacarnya itu tidak pernah telat sebelumnya. Tapi kali ini, satu jam, dua jam, tiga jam, hingga matahari tak lagi bersinar, kekasihnya tak kunjung datang. Ia terlihat sangat khawatir. Ia takut terjadi apa apa terhadap pacarnya itu. Lalu ia berpikir sejenak, dan akhirnya mengambil handphonenya

***

Malam itu, di waktu yang sama, di tempat berbeda, di bawah langit yang sama, Rani dan Roni mengambil telepon genggam masing-masing. Lalu mereka mulai menekan tombol buku telepon. Mencari nama, dan dengan waktu yang sama, mereka menekan tombol telepon di satu nama dengan nomor yang sama, ‘David sayang’.

No comments: