Tuesday, December 21, 2010
Proses
tetapi tetap ada solusi, ada jalan.
semua ini tergantung bagaimana kita menyikapinya.
ya, ternyata semua ini adalah sebuah proses.
who am I?
saya yakin, tidak ada satu orang pun yang dapat memprediksikan diri saya, kecuali ibu saya dengan segala naluri keibuannya. bahkan saya sendiri pun tak tahu siapa saya. apa yang saya inginkan. apa yang akan saya lakukan. kemana saya pergi. saya tidak tahu itu semua.
follow my heart. mungkin itu bisa dijadikan motto hidup saya. saya hanya mengikuti apa yang hati saya benar benar inginkan. mungkin jika ada yang dapat membaca hati saya, dialah yang tahu saya apa adanya.
ah, sudahlah, tidak ada gunanya saya hanya berbicara seperti ini. biakanlah tidak ada yang mengetahui saya. biarkanlah tidak ada yang peduli dengan saya, bahkan saya sendiri kadang tidak peduli dengan diri saya.
sekarang yang penting adalah, lingkungan sekitar saya bisa senang. tak peduli apakah saya senang atau tidak.
Thursday, December 16, 2010
for me and from me
help what I have to help.
don't be selfish, because it's just make me tired of my life.
see problem from the other side.
don't think that I am the best person. but do my best for everything.
patient! one thing that so important in this beautiful life.
I feel like I'm the luckiest man in this world ever. I got so much experience and so much life lesson.
Thanks God for everything you gave to me.
Monday, December 13, 2010
Balita merokok (berita)
meeen, ini kenapa sih? kenapa bisa gitu balita merokok. gimana peran orang tuanya? tadi siang, gw nonton berita, salah satu beritanya adalah, ditemukan lagi satu balita merokok (lupa dimana). balita tersebut umurnya baru 2 taun. tapi udah bisa ngabisin empat batang rokok sehari! EMPAT lho. gak bisa dibilang sedikit juga.
berita tadi siang bilang bahwa balita tersebut merokok sejak orang tuanya gak bisa beliin kue buat dia. nah, karena gak bisa beliin kue, jadi balita tersebut ngambil rokok bapaknya. parah lah, tuh orang tuanya, beli rokok bisa, tapi beli kue buat anaknya gak bisa. yang gw bingungin adalah, gimana si balita tersebut nyalain rokoknya? bingung kan. ya kali anak umur 2 taun bisa nyalain korek sendiri.
emang sih, gak ada efek langsung untuk keadaan jiwa si balita karena ngerokok. tapi kan kasihan aja, masih kecil, tapi udah ngerusak tubuh sendiri.
terus orang tuanya gimana? apakah ada upaya untuk ngeberentiin anaknya ngerokok? atau malah terus ngasih dengan alesan kasihan kalo gak dikasih rokok nangis terus?
yang pasti, ini fenomena yang bener bener aneh buat gw.
Status istimewa Yogyakarta (Berita)
sebenernya gw gak terlalu ngerti tentang masalahnya, yang gw tangkep adalah, masyarakat Jogja gak setuju dengan rencana pemerintah pusat untuk mencabut status keistimewaan Yogyakarta. gimana bisa dicabut? nah, dicabutnya itu berarti, Jogja yang selama ini dipimpin oleh sultan, presiden ingin Jogja tidak dipimpin oleh sultan lagi, tetapi gubernur yang dipilih oleh rakyatnya sendiri. bukan seperti selama ini, sultan yang memang jabatannya turun temurun dari keraton.
yang lebih aneh lagi, menurut gw ini adalah urusan pemerintah dan rakyat Yogyakarta. tapi kenapa ini malah seperti dijadikan senjata buat satu partai politik (yang jelas bukan partainya presiden sekarang) untuk seperti mengambil hati rakyat dengan ikutan berdemo menuntut status keistimewaan Jogja. ah, itu aneh banget lho. bukannya prasangka buruk sih, tapi menurut gw, itu partai politik kayak manfaatin keadaan.
yah, cukup pelik lah nih masalah. tapi menurut gw, yaudahlahya, emang Jogja kan udah istimewa juga. biar aja, keraton kan juga emang udah ada dari dulu. toh rakyat Jogjanya juga seneng dipimpin sama sultan, kenapa harus diganti ganti lagi. lagian kan belom tentu juga kalo Jogja dipimpin gubernur yang dipilih melalui pilkada, akan lebih baik dari Jogja yang sekarang.
Mari kita mengheningkan cipta
atas semester ini yang bener bener banyak tugas
atas semester ini yang sepertinya (semoga jangan) nilai turun
atas status yang tak kunjung berubah
atas kelakuan yang tetap saja labil
atas fakultas yang (secara tidak langsung) menunda liburan saya
atas ketidakbisaan saya mengatur keuangan pribadi
atas sepeda yang rusak dan belom dibenerin
atas Desember yang selalu kelabu karena harus selalu berurusan sama akademik (re : UAS dan tugas)
semoga semua akan baik-baik saja. Amin.
Saturday, December 11, 2010
Akhirnya!
layaknya menemukan harta karun, pencarian gw berakhir hari ini. jadi, udah sepuluh juta tahun (lebay) gw nyari buku ini. "cerita pendek tentang cerita cinta pendek" karya Djenar Maesa Ayu. ini buku, dengan niatnya, gw temukan di Bandung Book Center di Palasari.
pokoknya gw seneng banget (akhirnya) gw nemuin dan beli nih buku. murah lagi, cuma dua puluh empat ribu ru[iah saja. kenapa gw seneng? karena gw udah nyari nih buku di setiap gramed yang gw tau (dari Bandung sampe GI), di togamas, pokoknya gak ada dimana mana.
bener bener deh, itu BBC, bakal jadi toko buku favorit gw lah.
nb : thank you gaby untuk mengajak gw ke palasari hari ini. you're such an angel today (ini pasti orangnya langsung kayang deh)
Wednesday, December 8, 2010
HIMBAUAN!
Tuesday, December 7, 2010
where should I go to?
Apa yang kau lakukan jika kau berada di satu persimpangan yang kau tidak tahu dimana itu dank au juga tidak tahu kemana kau akan pergi? Apakah kau akan bertanya kepada orang? Atau kau malah ingin nekat pergi mencoba jalan mana saja?
Ya, setidaknya kau tahu kau berada di persimpangan. Aku? Bagaimana dengan aku? Aku bahkan seperti buta. Bahkan aku tak tahu ini persimpangan atau bukan. aku tak memiliki pilihan. Tetapi jalanku juga tidak lurus.
Aku bahkan juga tak mempunyai tujuan kemana aku akan pergi. Kemana? Apakah aku harus bertanya kepada seseorang kemana aku harus pergi? Atau aku hanya harus mengikuti apa yang aku ikuti sekarang.
Ya, aku tahu jawabannya. Aku tahu kemana aku harus bertanya. Tuhan dan hatiku sendiri.
Monday, December 6, 2010
Untuk Kita!
Kawan, sahabat, keluarga, apalah itu. Yang pasti kita selalu bersama. Kita menanggung nasib yang sama. Kita menjalani aktivitas yang sama. Kita memiliki waktu yang sama. Kita berada di tempat yang sama. Raga kita, jiwa kita, tujuan kita, semua itu satu.
Kawan, sahabat, keluarga, apakah kau ingat apa yang dahulu kita selalu katakan? “sehati, sekawan, setia, selamannya”. Ya, dulu kita sangat membanggakan kata-kata yang kita ciptakan itu. Dan aku yakin aku, kamu, kalian, kita, masih tetap bangga akan kata itu. Kita masih ingin mengingat kata itu. Kita juga masih membuat kata itu nyata.
Kawan, apakah kalian ingat apa yang kita lakukan setahun yang lalu? Iya, setahun yang lalu. Aku ingat. Aku juga yakin kalau kalian ingat. Kita ingat itu. Bagaimana kita terharu akan sebuah momen yang tidak akan hilang dari hati kita. Bagaimana kita sangat menunggu momen tersebut. bagaimana kita menjalani proses menuju momen tersebut.
Tepat satu tahun yang lalu kita tertawa bersama, bahkan kita juga menangis bersama. Beban yang kita pikul saat itu terasa ringan karena kita bersama. Tepat satu tahun yang lalu kita mendapatkan kebanggaan baru. Hidup yang baru. Jiwa yang baru. IMG.
Selamat ulang tahun aku, kamu, kalian, KITA,
Selamat ulang tahun Geodesi 2008.
Semoga kita akan selalu sehati, sekawan, setia, dan selamanya.
KITA KOMPAK PASTI JAYA.
Sunday, December 5, 2010
kesimpulan obrolan dengan teman
Hari ini tanggal berapa?
Saturday, December 4, 2010
omaigot!
Monyet Terbang (fiksi)
Pagi ini aku dan ibuku berbincang di taman. Seperti biasa, aku bercerita tentang keseharianku kemarin. Kemarin? Iya kemarin. Aku hanya punya kesempatan bercerita di pagi hari sebelum ibu berangkat bekerja. Hari ini aku bilang pada ibu kalau aku melihat monyet terbang kemarin. Iya, monyet terbang! Kemarin, saat aku sedang bermain di taman, aku melihat monyet terbang, ia tersenyum padaku ia, bahkan sampai melambaikan tangannya. Ibu hanya tersenyum mendengar cerita itu. Ibu hanya iya iya saja padaku. Ibu memang mendengarkan semua ceritaku, tapi pada akhirnya ibu juga bilang padaku itu hanya imajinasiku saja. Ah, perkataan ibu itu cukup membuatku patah semangat. Mengapa ibu tidak percaya itu? Padahal aku sangat yakin kalau monyet terbang itu benar-benar nyata. Itu ada. Aku yakin itu.
Keesokan harinya, bukan ibu yang aku ajak berbincang. Kali ini ayah dan kakakku yang aku ajak berbincang. Aku bilang kalau kemarin monyet itu datang lagi. Ia terbang! Kali ini tidak hanya melambaikan tangan, ia mengatakan sesuatu padaku. Tapi sayangnya, aku tak mendengar apa yang ia katakan. Yang aku lihat adalah, monyet terbang itu tersenyum tulus. Sangat tulus kepadaku. Seperti ibu, ayah dan kakakku hanya mendengarkan aku, dan seolah menyadarkanku di akhir cerita. Mereka bilang kalau itu hanyalah imajinasiku. Imajinasi mereka bilang? Jelas-jelas aku melihat monyet itu terbang diatas kepalaku. Mengapa mereka tidak percaya padaku? Mengapa?
Di hari berikutnya, aku berbincang dengan mereka, ayah, ibu dan kakakku bersamaan. Kali ini berbeda, sebelum aku memulai ceritaku, mereka sudah bertanya terlebih dahulu tentang monyet itu. Aku senang meraka menanyakan hal itu. Aku sangat senang. Itu berarti mereka selama ini mendengar ceritaku. Mereka peduli padaku. Lalu aku cerita lagi pada mereka bahwa kemarin, setelah ayah dan kakakku pulang, monyet itu datang lagi. Kali ini ia turun dari terbangnya. Ia mendekatiku dengan senyumnya yang menyejukkan. Ia selalu tersenyum. Ia mencoba untuk memelukku. Tapi entah mengapa aku mencoba untuk lari dari pelukan itu. Seperti mendapat harapan kosong, di akhir aku cerita lagi-lagi mereka bilang kalau itu hanya imajinasiku. Aah, ternyata masih belum ada yang percaya padaku.
Setelah mendengar ceritaku hari ini, ayah, ibu, dan kakakku tidak langsung pergi. Mereka berbincang sejenak dengan lelaki berjas putih di depan sana. Mereka bertanya sampai kapan aku bisa sembuh. Sampai kapan pikiranku kembali seperti orang normal lainnya. Dokter menjawab dengan sangat optimis, “tidak lama” katanya.
Setelah mereka bertiga pergi, seperti biasa, seorang suster menuntunku untuk kembali ke kamarku dan memberiku obat penenang agar aku bisa tidur. Dan aku pun kembali melihat monyet terbang itu.