Tuesday, November 30, 2010

satu lagi flash fiction, "Ada Apa Dengan Ayah Ari?"

“Ayah, aku ngantuk, aku ingin pulang” jarum jam sudah berada di pukul 11 malam ketika Ari mengajak ayahnya pulang untuk yang ketiga kalinya.

Entah dengan alasan apa, ayahnya selalu mengajaknya ke café itu, minimal seminggu sekali. Bahkan ketika ayah Ari sedang memiliki banyak masalah, ia bisa mengajak Ari ke café itu sampai empat kali seminggu. Tidak ada yang istimewa dari café itu. Menunya pun hanya kopi atau teh dan cemilan cemilan biasa khas café saja. Tapi kenapa? Kenapa ayah ari tetap mengajak ari kesini sesering itu? Ari pun masih tidak mengerti apa maksudnya.

Mereka selalu menempati kursi dan meja yang sama setiap datang. Ayah tidak mau berpindah ke kursi yang lain. Bahkan, mereka rela menunggu jika kursi tersebut ditempati oleh orang lain. Ketika datang, ayah hanya duduk dan melamun, sesekali mengajak ngobrol ari. Itu pun terdengar seperti hanya obrolan basa basi saja.

Ayahnya memang sudah lama seperti ini, suka melamun, memikirkan sesuatu yang Ari tidak pernah mengetahuinya. Hal ini terjadi ketika kehidupan mereka berubah karena ditinggal ibunya pergi bekerja di luar negeri 3 tahun lalu.

Sudah 3 kali Ari mengajak ayahnya pulang, tetapi ayah tetap saja melamun. Ari pun membatin, butuh berapa kali meminta agak kita bisa pulang, yah?

Ari memilih untuk diam selanjutnya hingga tak terasa waktu sudah berjalan selama 60 menit, ari pun mulai bosan hanya duduk disitu. Ia melihat ke sekeliling café lalu ia pergi meninggalkan ayahnya sendiri di café itu. Ayahnya pun membiarkan Ari pergi.

Ari terus menyusuri jalan kota. Saat itu kota sudah mulai sepi. Entah kenapa kakinya mengarahkannya ke jalan terlarang di kota itu. Jalan dimana banyak sekali para wanita tunasusila menjajakan dirinya untuk lelaki hidung belang. Jalannya terhenti. Ari menangis. Air matanya terus membasahi seluruh wajahnya. Perlahan ia berjalan mendekati seorang wanita. Ia ragu, sebenarnya. Ia panggil satu nama dan ternyata wanita tersebut menengok. Tangisannya makin meledak saat itu.

Ayah Ari tidak pernah menceritakan hal ini padanya. Selama ini, ternyata ibunya tidak berada di luar negeri. Ayah sangat menutupinya. Ayahnya tidak mau Ari malu. 3 tahun lalu, saat Ari sedang mengikuti study tour sekolahnya, Ayahnya mengusir ibunya karena ayahnya akhirnya tahu apa pekerjaan ibunya beberapa bulan belakangan. Ayahnya sangat marah saat itu. Ia merasa ditusuk oleh istrinya sendiri.

Dan saat ini, ayah selalu duduk di café itu. Café dimana ia dan mantan istrinya sering mengobrol bertahun-tahun yang lalu. Ia melamun. Hanya lamunan akan masa pacaran lah yang dapat memberikan kesegaran bagi otaknya. Ari datang, Ari menangis, dan Ari memeluk ayahnya. Ia berjanji dalam hati kalau ia akan selalu menemani ayahnya untuk terus duduk dan melamun di café.

3 comments:

gabriella said...

idenya bagus baay.. keep on writing, aheey!

kibay said...

ini cerita paling mendadak sedunia geb. nulisnya aja sambil ngantuk ngantuk. hahaha makannya jadinya aneh, tapi tetep gw post.

reneica said...

asik kibay! ngantuk aja bagus bay, haha. request cerita yg hepi hepi dong bay hehe